0
Dulu gue bertanya-tanya kenapa kakak kelas gue banyak banget yang ngerantau ke Jogja buat ngelanjutin pendidikannya. Tapi, dua tahun kemudian gue ngeliatin diri gue sendiri yang sibuk nyari kosan di kota pelajar ini. Gue gak keterima sbmptn dan akhirnya nyari universitas swasta yang mau nerima gue. So here we go. Gue ngambil ilmu komunikasi di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Dari situ gue pikir kehidupan gue bakalan berubah drastis. Ternyata… gak juga.
Kehidupan kuliah gue sama seperti orang-orang di luar sana–lebih ke biasa aja. Gue bukan tipe yang aktif di kelas atau organisasi. Bukan juga tipe yang party dan nongkrong every night. Gue ambil tiap bagian dari kehidupan perkuliahan dengan porsi secukupnya. Biar gak puyeng. Mungkin ada satu yang gak biasa aja dan gak semua orang kebagian untuk alamin, yaitu dideketin sama most wanted ospek.
Mahaprana Tama. Nama ganteng yang sangat mencerminkan orangnya.
Awal ospek dimulai, Maha langsung jadi the center of attention. Dia jadi rebutan kakak-kakak pembina. Bahkan, waktu perkuliahan dimulai Maha bisa dengan mudah masuk ke circle-circle kating that looks unreachable. Circle yang lo mau coba untuk bayangin aja ga sanggup. Iya, circle yang kayak gitu. Di luar itu ada banyak hal yang membuat gue yakin gak bakal pernah bisa kenalan–apalagi jadi teman–dengan Maha.
Seorang Tanalin Moira yang jadi mahasiswi aktif kalau sempat dan cuma punya temen sebiji doang alias Maya, ga mungkin lah bisa dekat sama seorang Mahaprana Tama. Tapi, langit berkata lain dan seperti petir di siang hari yang cerah. Karena akhrnya gue dekat sama Maha as in PDKT. Gue gak percaya dengan kisah cinta yang gak selesai di semester 1 itu beneran terjadi sampai detik ini. Because it's bizarre.
Awalnya dimulai dari Maha yang nge-dm gue dengan dalih mau bantuin isi kuesioner tugas waktu itu. Berujung dengan kita yang selalu tukaran tugas, sampai akhirnya Maha jujur kalau dia ingin coba untuk move to another stage. Gue bingung. I’m not a very popular girl in college. But, I was a popular girl in High School. Menurut gue, cowok populer or most wanted seperti Maha pasti bakalan nyari orang yang punya tingkat popularitas sepadan dia. Not me—yang di saat itu mirip mahasiswi kupu-kupu. Makanya gue bingung.
Then again, he told me that it doesn’t matter because I caught his attention from the start. I know it's sweet of him. However, the sweetness doesn't last long.
1 semester yang indah. Karena setelah 1 semester kuliah dan juga beberapa bulan kita dekat, dia malah pindah kembali ke Jakarta. With a good reason actually. Tapi...
Buat gue yang gak punya keinginan untuk menjalani long distance relationship at any cost. Memilih untuk cut off Maha perlahan adalah hal yang gue lakuin waktu itu. It’s not because I have trauma. It’s just not everyone can stand LDR, and… Hello, I’m everyone.