3 Foto

Saat ini jam menunjukkan pukul 13.00 Jauzan dan Fawnia sedang menuju ke sebuah cafe. Fawnia sama sekali belum tahu apa yang sedang terjadi di twitter sekarang. Sedari tadi Jauzan terus mengajaknya bicara, agar tangannya terlepas dari handphone.

“Zan, sekarang aku udah ga sendiri lagi,” kata Fawnia sambil mengelus perutnya. “Tapi, masih rata banget ga sih. Apa aku kurang makan ya?”

“Masih kecil emang kan baru beberapa minggu, Awni,” jawab Jauzan. “Kita ke cafe aja atau mau cari tempat makan?” lanjutnya bertanya.

“Cafe aja, Zan. Aku belum pengen makan.”

“Katanya kurang makan, tapi ga pengen makan. Gimana sih, Awni?” kata Jauzan mengacak rambut Fawnia.

“Hehehe, ntar aja deh. Belum lapar. Nanti malem kita nyari makan ya. Aku pengen yang kuah-kuah gitu.”

“Iya, Awni.” Jauzan tersenyum. Keduanya menikmati percakapan-percakapan sederhana yang dilakukan. Kemudian, terlintas sesuatu di kepala cantik Fawnia.

“Zan, aku pengen namain dia deh. Apa ya? Aku masih kaget akhirnya ada nyawa lain di badan aku. Menurut kamu namain apa ya?”

“Nyawa?”

“Iya, nyawa. I mean selama ini di perutku isinya lemak doang,” kata Fawnia tertawa.

“Lucu aja kamu panggilnya nyawa. Biasa kan bayi atau janin gitu.”

Tiba-tiba Fawnia terpikir sesuatu, “gimana kalau aku namain nyawa aja, lucu ga?”

Jauzan menganggukan kepalanya semangat. “Iya, lucu kok, Awni.”

Mobil berhenti di sepetak parkiran, di samping parkiran tersebut ada sebuah cafe kecil.

“Ayo turun, Awni. Udah sampe nih,” kata Jauzan menengok ke arah Fawnia dan tersenyum.

“Ayooo.”

Keduanya turun dari mobil, berjalan dari parkiran dan masuk ke dalam cafe. Keduanya memilih untuk duduk di outdoor ingin mencari udara segar katanya.

“Ayo kita buat kenangan,” kata Fawnia.

“Mau aku fotoin?”

“Pasti mau dong.” Fawnia berkata sambil memamerkan deretan gigi rapinya.

“Yaudah, hp kamu sini.”

Merasa puas telah mengambil beberapa foto, keduanya kembali duduk tenang dan mengobrol seperti biasa. Saling bertukar informasi mengenai diri sendiri. Untuk lebih mengenal satu sama lain. Obrolan-obrolan kecil tidak berbobot pun mereka lakukan.

“Dari banyak foto tadi aku paling suka foto yang ini,” kata Fawnia menunjukkan salah satu foto yang diambil oleh Jauzan. “Aku upload ke twitter ya ntar malam.”

“Iya upload aja, Awni.”

“Udah jam 3 nih, Zan. Aku udah laper hehe.”

“Yaudah, ayo cari makan. Mau kemana?” ajak Jauzan.

“Bebas aja.” Fawnia tersenyum, entah kenapa hari ini dia banyak tersenyum.

Jam menunjukkan pukul 15.30 atau setengah 4. Terlalu gelap untuk makan siang, tetapi terlalu terang untuk makan malam. Keduanya makan di salah satu restoran, kali ini bukan fast food melainkan rumah makan chinese.

Hingga, tanpa sadar matahari mulai meninggalkan tempatnya dan melukiskan warna oranye pada langit.

Jauzan melirik jam tangannya yang garis panjang dan pendeknya di angka 6. “Ayo kita balik, nanti udah makin gelap lagi.”

“Biasanya juga sampe malam, Zan.”

“Iya, tapi hari ini kita jalannya dari pagi, Awni. Ayo pulang, biar kamu bisa istirahat.”

Keduanya berjalan pergi menuju mobil yang terparkir, “eh, aku labil deh mau upload foto. Menurut kamu 1 aja atau 2 foto ya?” tanya Fawnia sambil berjalan melewati dedaunan di sampingnya, tak lupa tangannya membelai dedaunan itu.

“1 aja nanti aku yang upload 1-nya lagi. Jadi 2 kan?”

“Hahahaha, Zan. Boleh deh, nanti aku retweet,” candanya.

Keduanya masuk ke dalam mobil, tanpa tahu bahwa sudah ada 1 foto Fawnia beredar di twitter. Foto yang entah diambil dari mana oleh orang tersebut. Bukan 2 foto Fawnia saja yang akan ada di twitter hari ini, tetapi 3 foto.

Setelah mengantarkan Fawnia, Jauzan mengecek handphone-nya. Melihat apa akun tadi masih berbuat sesuatu. Dia mencari akun dengan username @fansjauzan tersebut, tetapi yang ditemukannya adalah akun itu telah berganti nama. Kemudian mengunggah foto milik Fawnia. Jauzan turun dari mobil dan ingin memberi tahu Fawnia untuk tidak melihat handphone-nya. Tetapi, perempuan itu sepertinya sedang mandi. Karena, tidak ada respon yang diberikan dari dalam rumah.

Jauzan dengan cepat mengirimkan balasan pada tweet tersebut. Berharap tweet tersebut dihapus sebelum Fawnia melihatnya. Kemudian, dia pulang ke rumahnya. Selama libur ini dia memilih untuk tinggal di rumah. Dibandingkan, kosannya.