3 Kata

Pagi itu Jauzan pergi mengunjungi kubur Fawnia sendirian. Saat ini dia sudah ada di semester 5 perkuliahannya. Semester yang berat.
“Halo, Awni. My beautiful Awni. Kamu apa kabar? Aku kangen. Banget.” Jauzan diam setelah selesai mengatakan itu. Tangannya bergerak mengambil air yang dibawanya dari rumah. Kemudian menyirami kubur milik Fawnia.
“Nyawa cantik banget loh, Awni. Ini fotonya. Cantik banget kan.” Kata Jauzan menunjukkan handphone-nya ke arah kubur.
“Aku udah mau UAS lagi, kamu ingat ga kita ketemu lagi di supermarket pas banget aku selesai UAS,” katanya berusaha tertawa.
“Aku rindu kamu, Awni.” Perlahan air matanya turun. Secara perlahan dan semakin deras. Isakannya semakin keras.
“Awni….” panggil Jauzan frustasi, dia sadar tidak akan mendapatkan jawaban.
“Kamu bisa bayangin ga sih kalau kita bertiga, Awni? Aku, kamu, Nyawa pasti lucu kan. Kita selalu dikeliling angka 3, tapi yang paling aku inginin sekarang kita bisa tinggal bertiga. 3 itu menggambarkan kita banget, tanpa kamu ga lengkap.”
Jauzan hanya diam. Suasana di kuburan sangat tenang. Dia mulai berdoa.
Saat doanya selesai, Jauzan mulai mengajak kubur Fawnia kembali bercerita. “Awni, coba setahun yang lalu kita ga ketemu di club. Kita ketemu di tempat yang lebih bagus.” Katanya tersenyum pahit, tiba-tiba dia meralat perkataannya. “Nope. Ga perlu tempat bagus, setidaknya bukan di club. Kata Finn pertemuan di club itu ga pernah berakhir indah. Aku ga percaya itu, tapi kenapa jadi kenyataan sih,” katanya mulai menangis lagi.
“Awni, ada yang belum pernah aku sampein ke kamu. 3 kata,” lirih Jauzan.
“I love you,” kata itu merupakan kata terakhir Jauzan.
Keinginan Jauzan untuk menemui dan menyampaikan 3 kata untuk Fawnia hari ini terwujud.
-END-