Ark Cafe

“Hai, sorry ya lagi rame banget.” Pamela menghampiri meja tempat Johnny dan Janu duduk. Dia langsung menghempaskan bokongnya ke atas kursi yang ada. Terlihat bahwa hari pertamanya kembali bekerja sangat melelahkan.

Johnny menyodorkan minuman ke arah Pamela dan berkata, “It’s ok, Pam. Lo mau minum dulu?” tanyanya.

Thanks, gue sampe lupa minum.” kata Pamela kemudian meneguk vanilla latte yang dipesan oleh Johnny tersebut. Tidak, Johnny tidak memesan itu untuk dirinya. Dari awal dia inisiatif untuk membelikan Pamela minuman. Walaupun jelas ini adalah cafe milik Pamela.

“Ohiya kenalin Pam, ini Janu. Janu ini Pamela.” Johnny memperkenalkan kedua orang tersebut. Tanpa canggung Janu langsung tersenyum dan memajukan tangannya ke depan, “Janu Adinata, gue temennya Johnny sekaligus CEO di Arshkan.”

Pamela tanpa ragu meraih tangan tersebut dan bersalaman dengan Janu sambil tersenyum. “Halo ka Janu, gue udah sering denger lo dari Nisa. Kenalin gue Pamela.”

Janu yang mendengar nama pujaan hatinya disebutkan langsung antusias. “Nisa? Kanista? Serius lo? Dia cerita apa saja?” Johnny hanya melihat ke arah Janu dengan kesal. “Gue laporin Danu lo ya.” kata Johnny sambil memukul bahu Janu pelan. “Ngadu mulu lo kerjaannya,” keluh Janu.

Tanpa mereka sadari Pamela sempat menunjukkan mimik muka terkejut saat Johnny menyebutkan nama Danu. Dia kembali teringat bahwa Johnny dan Danu adalah saudara sepupu. Selain saudara sepupu mereka juga bekerja di tempat yang sama. Dia berpikir untuk segera memberitahu ke Johnny bahwa mantan yang dimaksudnya itu adalah Danu.

Setelah sibuk dengan pikirannya sendiri, Pamela melanjutkan obrolan. “Ohiya Kanista lagi otw ke sini, tadi dia sempat chat gue.”

“Asik seru nih, ga salah gue minta ke cafe lo kalo gini.” seru Janu yang merasa bahwa ini adalah hari keberuntungannya.

Mereka melanjutkan obrolan hingga suara seorang perempuan memecah obrolan tersebut. “PAMMMM GUE KANGEN BANGET.” Teriak seorang perempuan yang baru saja datang dan memeluk Pamela. Teriakannya membuat hampir satu cafe melihat ke arahnya. Iya, sudah jelas itu Kanista yang baru saja menghampiri mereka.

“Nisa suara kamu volumenya dikecilin dikit ga bisa?” Johnny langsung saja menegur adik sepupunya tersebut.

“Ya maap ka Johnny cakep, lo sih bawa kabur sahabat gue ke Sumba kan gue kangen.” Usil Kanista sambil tertawa kemudian dengan cepat melanjutkan perkataannya karena tidak ingin mendengarkan sanggahan dari Johnny. “Ada oleh-oleh ga buat gue?” Johnny hanya dapat menghembuskan nafasnya.

“Gue kan ke Sumba sendirian Nisa.” Ternyata malah Pamela yang menyanggah pernyataan Kanista di atas. “Hehe becanda kali elah.” Kanista batal duduk dan pergi untuk memesan minuman juga sepotong cake.

“Dia ga liat gue ya?” tanya Janu dengan heran yang menimbulkan tawa dari Pamela dan Johnny.

Kanista balik sambil membawa pesanannya dan duduk tepat di hadapan Janu. Dia tersenyum dan menyapa Janu dengan suara yang berbeda dari sebelumnya, tidak terdengar teriakan-teriakan seperti sebelumnya. “Halo ka Janu, apa kabar? Udah lama banget ga ke rumah.”

Janu yang merasa akhirnya terlihat oleh Kanista langsung tersenyum bahagia. “Iya nih gue ga bisa ke rumah lo kalo ga ada Danu.”

“Maafin ya Ka Dadar emang gitu, nanti ajakin Ka Johnny aja kalo mau ke rumah. Eh, tapi dia udah mau balik tuh.” balas Kanista.

“Sorry banget Nis gue potong, gue lanjut kerja dulu ya kalian ngobrol aja. Makin rame nih soalnya.” Pamela berdiri tersenyum ke arah Johnny dan beranjak pergi dari meja tersebut. Johnny membalas senyum itu dengan hangat. Janu dan Kanista hanya menganggukan kepala kemudian melanjutkan obrolan mereka.