Leave

Johnny sadar bahwa kehilangan Abey ikut merenggangkan hubungannya dengan Pamela. Terakhir kali mereka berpelukan di samping kubur si bayi, Johnny berpikir bahwa itu akan membawa hubungannya kembali baik lagi. Tapi, ternyata tidak. Tidak semudah itu untuk merekatkan kembali hati seorang Ibu yang kehilangan bayinya.

Dia sadar bahwa ketika dia jatuh dan sakit, dia lupa bahwa di sisinya ada Pamela yang juga tidak kalah sakit. Begitu pun dengan Pamela yang terlalu berfokus akan rasa sakitnya sendiri. Berpikir bahwa dirinya sendiri yang paling hancur dan yang lain tidak dapat mengerti perasaannya. Pasangan ini terlalu fokus kepada ego masing-masing.

Saat keduanya pulang dari pemakaman dengan pakaian basah akibat diguyur hujan kala itu. Pikiran untuk mengobrol dan melepaskan rasa sakit satu sama lain terlintas di pikiran Johnny. Awalnya Johnny ingin mengajak Pamela mengobrol setelah bersih-bersih dan berpakaian lebih hangat dibandingkan tadi. Tetapi, bukannya saling berbagi kehangatan, yang ada Pamela dengan dinginnya membawa peralatan tidurnya ke kamar–calon kamar–Abey. Menimbulkan tanda tanya besar di kepala Johnny.

Johnny sadar ketika pulang tadi, Pamela lama berdiri dan menatap kamar tersebut. Pikirnya Pamela hanya ingin melihat-lihat saja, maka dia pergi mandi terlebih dahulu. Tetapi, kenyataan yang menyerangnya sekarang cukup mengejutkan. Kenyataan bahwa Pamela kembali seperti beberapa hari lalu menyakiti Johnny. Pamela memilih kembali menutup mulutnya rapat-rapat, tanpa memberikan alasan yang jelas.

Hal tersebut terus berjalan hingga hari ini. Sudah lebih dari seminggu keduanya tidur secara terpisah, bahkan tanpa obrolan satu patah kata pun. Pamela juga mengabaikan pesan-pesan yang Johnny kirim tiap harinya. Bukan hanya Johnny, tapi hampir semua orang di hidupnya. Pamela memilih untuk mengisolasi dirinya.

Sehingga, keputusan Johnny untuk memaksa Pamela bicara semakin kuat. Johnny masuk ke dalam rumah mereka yang gelap, hal yang paling dibencinya sudah menjadi makanannya beberapa hari terakhir ini. Tetapi, dia tidak dapat berbuat apa-apa selain pasrah dan berharap keadaan kembali seperti semula. Tidak ada lagi sambutan hangat dari sang istri.

Johnny berdiri di hadapan pintu kamar yang ditempati Pamela. Menimbang untuk mengetuknya atau menunggu sampai sang istri keluar. Dia yakin Pamela mendengar suara mobilnya. Tetapi, harapannya sia-sia. Tidak terlihat sedikitpun keinginan Pamela untuk membukakan Johnny pintu tersebut.

Johnny menghembuskan napasnya dan mengetuk pintu Pamela meminta izin untuk masuk. Tidak ada balasan dari dalam, tetapi Johnny tetap mendorong diri untuk masuk. Dilihatnya Pamela yang terduduk di atas karpet, tubuhnya meringkuk sambil memeluk salah satu baju bayi berwarna putih tulang. Dia ingat baju itu merupakan baju pertama yang mereka berdua beli untuk Abey. Saat itu janin Pamela baru berjalan 6 bulanan dan ketika melewati salah satu toko pakaian bayi saat keduanya menghabiskan waktu bersama. Ada salah satu setelan bayi yang menarik perhatian keduanya. Pakaian itu hanya polos, tapi terlihat sangat elegan dengan beberapa pernak-pernik sederhana. Hal itu yang menjadikan alasan keduanya membeli pakaian itu. Tetapi, sayang sekali sang pemilik tidak sempat untuk menggunakannya walau hanya sekali saja.

Apa yang ada di hadapannya saat ini hampir membuat pria itu menangis, tetapi dia takut dengan akibat dari tangisannya terhadap Pamela. Dia takut Pamela yang hanya meringkuk diam, kembali menangis histeris. Sejujurnya, tidak ada lepas semalam pun Johnny tidak mendengar teriakan tangisan Pamela. Johnny berjalan mendekat ke arah sang puan, memutuskan duduk di dekatnya. Tetapi, tetap ada jarak yang diberikan agar perempuan itu tidak merasa privasinya terganggu.

Hening. Kalimat-kalimat pertanyaan yang ingin dilontarkan oleh Johnny pun tertelan kembali ke tenggorokan. Akhirnya yang dapat dilakukan pria itu hanya duduk diam menemani Pamela dalam kesunyian. Tidak lama kemudian, Pamela mengangkat kepalanya menatap Johnny yang duduk di sampingnya.

“Aku salah ya, Ka Jo.” Kalimat itu merupakan kalimat pertama yang Pamela ucapkan kepadanya sejak entahlah Johnny sudah lelah mengingat. Pamela menyalahkan dirinya. Alasan dia mengisolasi diri sendiri adalah karena dia merasa segala kesalahan ada di tangannya. “Karena aku kan Abey pergi?” Pamela menatap kosong ke depan, melihat ke arah tempat tidur bayi yang telah mereka siapkan.

“Abey ga mau aku jadi Mamimnya ya, Ka Jo.” Kalimat tersebut seharusnya kalimat pertanyaan, tetapi Pamela membuatnya seperti pernyataan. Pernyataan bahwa Abey segitu membencinya hingga tidak ingin hidup bersama mereka. “Aku jahat, Ka Jo.”

Dari segala pernyataan yang dilontarkan Pamela ini membuat Johnny sadar bahwa perempuan ini menyalahkan dirinya sendiri, menitikberatkan kesalahan pada dirinya sendiri. “Aku egois,” ujarnya. “Kamu bakal ninggalin aku kan, Ka Jo?” Membuat Johnny terkejut dan menarik Pamela untuk melihatnya.

“Sayang, kenapa mikir gitu?” Raut wajah Johnny berubah panik.

“You will leave me, Ka Jo. Sama seperti Abey. Aku…Aku jahat.” Pamela terus meracau tidak jelas. “Atau aku yang harusnya pergi?” Tubuh Pamela menghadap ke arah Johnny, tetapi jiwanya tidak sama sekali. Matanya tidak fokus.

“Pam, stop. No one leave. Ok.” Johnny mempererat cengkraman tangan di pundak Pamela.

“But, Abey leaves. He left me. Aku, Ka Jo, Semuanya. Dia ninggalin aku, Ka Jo. Sebelum kamu ninggalin aku, biar aku yang pergi.”

“Pam, it’s all in your head. I’m right here for you. I’m here.” Johnny menarik Pamela ke pelukannya. Meletakkan kepalanya di samping Pamela.

“Tapi, aku butuh sendiri, so please leave me alone.” Pamela menarik dirinya dari pelukan Johnny. Sikap Pamela membuat Johnny terpukul. Dia paham kenapa Pamela seperti ini. Pamela belum bisa menerima kenyataan dan menyalahkan diri sendiri.

“Aku udah ngasih kamu waktu sendiri, Pam. Udah cukup ya? Now come back to me, hm?” Johnny meraih satu tangan Pamela, mengusapnya dengan ibu jarinya. Kemudian kembali menarik Pamela ke dalam pelukannya. Melarikan jarinya di antara rambut Pamela. Pamela hanya diam tidak memberikan tanggapan apa pun. Setidaknya untuk saat ini Johnny tahu Pamela ada di sisinya. Untuk saat ini.