Makeup
Sejak semalam Grizella sudah menyiapkan sesuatu yang menarik untuk kencan mereka di studio kali ini. Walaupun dia sedikit skeptis apa Yordan akan tertarik dengan idenya ini.
Pulang dari kampus keduanya melesat ke studio milik Yordan. Awalnya Yordan berencana untuk movie marathon bersama kekasihnya itu. Tetapi, saat dia bertanya kepada perempuan itu, ternyata telah ada ide di kepala cantiknya.
Yordan yang kepalanya hanya diisi oleh Grizella tentu akan mengikuti apapun keinginan perempuan itu.
“Kamu mau ngapain emangnya?” tanya Yordan setelah menghempaskan bokongnya ke sofa. Kemudian, membuka tangannya mengisyaratkan agar Grizella mendekat ke arahnya.
Grizella mendekat dan langsung masuk ke pelukan Yordan. Padahal, Yordan bermaksud untuk menyuruh Grizella duduk di sampingnya.
Speechless.
Yordan bingung harus merespon seperti apa, sedangkan Grizella dengan santainya berada di pelukan Yordan.
Bahkan, tangan Yordan masih belum bergerak dari posisinya tadi. Masih terbuka.
Grizella menarik badannya untuk melihat Yordan. “Kamu kenapa?” tanya perempuan itu tanpa rasa berdosa.
“Ga-gapapa kok,” kata Yordan tersenyum.
“Eh, kamu tadi nanya aku mau ngapain kan?” Yordan mengangguk kaku.
“Aku pengen,” kata Grizella menggantung perkataannya.
“Pengen apa Griza?” tanyanya.
Jujur Yordan masih bingung harus melakukan apa. Laki-laki itu masih kebingungan harus meletakkan tangannya di mana. Ini pertama kali perempuan di luar keluarga memeluknya. Bahkan, dengan posisi yang sedikit sensual.
“Aku mau makeup-in kamu,” kata Grizella tersenyum polos.
“Oh, makeup,” balas Yordan. “Ha?” kagetnya ketika sadar maksud dari Grizella. “Aku yang dimakeup?” tanya Yordan sekali lagi.
“Heem,” gumam Grizella. Perempuan itu tersenyum dengan sangat lebar membuat Yordan merasa sakit hati jika harus menolaknya.
“Yaudah, ayo.”
“Yey, thank you, Dan.”
Grizella bangkit dari posisinya, Yordan merasa sedikit lega, tetapi juga kecewa. Laki-laki itu menghembuskan napasnya. Grizella sedikit sadar dan melirik Yordan.
Kemudian, dia mengambil tangan Yordan. “Kok tangan kamu dingin banget?” Ingin rasanya Yordan berteriak mengatakan bahwa ini semua karena perbuatan perempuan itu.
“Nope, dingin banget di sini.”
Grizella tertawa, “I’m sorry, Dan. It’s your first time? I mean a gitl hug you like that?” ucap Grizella.
Yordan menundukkan kepalanya malu.
“Hahaha, no need to be embarrassed. You can hug me every time you need it.” kata Grizella.
“Griz, I’m really bad, uh?” tanya Yordan.
“Kata siapa? Aku seneng deh, biasanya aku doang yang malu. Kali ini aku bisa liat muka kamu merah,” kata Grizella puas. Wajah Yordan makin memerah.
“Kamu pake parfum apasih?” Grizella masih lanjut bertanya sambil mengambil peralatan yang telah disiapkannya sejak semalam.
“Kenapa? Ga enak ya baunya,” Yordan panik dan mulai mencium kemeja denim yang dipakainya.
“Kok kamu negative thinking mulu sih? I love it. Bau kamu enak. Aku jadi pengen sering-sering cuddling,” Grizella mengeluarkan smirk-nya kemudian berjalan mendekat ke arah Yordan membawa 2 pouch besar makeup.
“Griza,” kata Yordan menghembuskan napas panjang. “Udah ayo sini makeup-in aku aja.”
“Tapi, habis ini cuddle lagi ya,” goda Grizella.
Yordan bingung, tapi jauh di lubuk hatinya dia juga mau. Akhirnya, dia memilih mengiyakan permintaan itu dengan malu-malu.
Both of them want to express their love to each other. Step by step. They know there is enough time for them.