Next Year

Gue gak begitu suka jalan-jalan tanpa tujuan seperti ini. Tapi, ternyata gue bisa nyaman juga untuk duduk di mobil berjam-jam, sambil nyetir tanpa tujuan. Gue dan Retta mutusin buat ngabisin waktu di jalan dan dimanapun posisi kita nantinya pas jam menunjukkan tepat pukul 12.00, di situ kita ngerayain tahun baru.

Pertama kita berdua memilih untuk mengisi perut dengan antre drive thru yang ternyata tidak kalah panjang antreannya. Setelah berhasil membeli beberapa makanan cepat saji, kita berdua melanjutkan perjalanan. Retta memilih untuk memutar radio. Lagu dari Dept featuring Will Jay dengan judul Next Year menemani malam tahun baru kita berdua.

Many nights overwhelmed By emotions couldn’t help myself, oh no Ooh That’s life

“Gue seneng bisa ketemu lo, Ret.” Kata-kata gue membuat perempuan di samping gue saat ini mengernyitkan dahinya. “Maksud gue, gue gak bakalan pernah tahu keliling-keliling jalan di malam hari tanpa tujuan gini ternyata enak.” Gue masih fokus melihat jalanan sambil menyetir.

Retta menganggukan kepalanya. “Kadang emang gitu, Finn. We need to try something new. Gimana bisa tahu kita bakalan suka kalau kita gak coba sama sekali.” jawabnya santai.

Faked a smile Not hard to tell Yeah it was a pretty long year, but oh well Ooh I’m alive

“Setidaknya sebelum tahun berakhir gue ketemu lo yang bisa ngenalin gue ka hal-hal baru kaya gini.” jawab gue.

“Gue masih ingat waktu pertama kali gue ngeliat lo.” Retta mengatakan itu sambil menengok ke arah gue dengan tertawa.

“Jangan diingat.”

Why not? I was mesmerized by your face and figure. But, your smile just…”

“Gue tau.” Gue sendiri sadar gimana hampanya gue waktu itu. Sampai senyum gue pun mungkin bisa terasa hampa bagi beberapa orang.

Now in hindsight looking back I’m wondering why I was so sad Maybe things weren’t half bad

I love it,” katanya. “Your smile. I mean.

“Thanks. Setidaknya gue bisa memukau lo.” Jawaban gue membuat wajah Retta berubah merah. Lucu. Gue senyum.

Next year won’t fly past me Finally be happy Take a good look at me now On to the next year

“Tanggal 4 jangan lupa ya. Lo siap gak buat kita shooting MV?” tanyanya tiba-tiba.

“Siap, Ret.” Gue melirik dia yang sekarang sudah memegang cola di tangan kiri dan french fries di tangan kanan. “Sebelum tanggal 4 datang gimana kita jalan tiap hari? Kalau lo bisa aja, kebetulan gue masih libur kuliah.”

Retta ngelirik gue. “Gue bakalan sibuk di studio sih, Finn.” jawabnya.

“Lo ke sana naik apa?”

“Bebas, ga pasti gitu.”

“Biar gue yang jemput.”

Next year will be better And one to remember Make myself forever proud On to the next year

“Serius gapapa? Tapi, kalau ga bisa better tell me maksimal sejam sebelumnya ya.” Mungkin dia sedikit hati-hati, apalagi gue udah berapa kali ngelanggar waktu janji kita. And that’s on me.

“Kali ini gue coba perbaiki kesalahan gue dulu, tapi kalau emang gue gak bisa. Gue bakal ngomong.”

Semoga, semoga tahun depan bakalan lebih baik. Gue harus ingat sekarang gue punya Retta sebagai orang penting dalam hidup. Gue gak boleh ngecewain diri gue sendiri. Tahun depan gue harus lebih baik.


Tidak banyak berharap, gue dan Retta terpaksa menikmati tahun baru di dalam mobil. Tapi, gue sangat puas. Tahun baru kali ini rasanya berbeda. Sama seperti kata Retta, kita harus berani untuk nyobain hal baru.

Kita berdua banyak cerita dan tertawa. Mungkin sampai berlebihan. Karena, sekarang satu bungkus french fries yang Retta pegang jatuh dari tangannya. Membuat kursi kita berdua dipenuhi kentang. Hal itu malah membuat kita berdua otomatis tertawa lagi dan tanpa sengaja membenturkan kepala satu sama lain.

Kedua mata kita saling menatap dalam, perlahan kepala kita pun saling mendekat seperti dua medan magnet yang berlawanan. Jarak di antara kita pun saling menipis. Hingga kita berdua dapat merasakan hembusan napas satu sama lain. Sebelum benar-benar menyatu, notifikasi handphone gue berbunyi berkali-kali. Kita berdua saling menarik diri ke tempat masing-masing.

Gue berpura-pura membersihkan kerongkongan, sedangkan Retta sibuk memperbaiki rambutnya. Dia diam saja mungkin mencoba meredam rasa panas di wajahnya. Karena gue juga merasakan hal yang sama. Setelah merasa lebih dingin, gue mengecek handphone dengan sedikit kesal. Tapi, rasa kesal itu tidak bertahan lama setelah membaca pesan yang masuk dan mengganggu tadi itu.