Official
Pamela dan Johnny sampai ke bakery milik Pamela tersebut. Tetapi sebelum turun dari mobil, Johnny menyuruh Pamela untuk menghabiskan makanan yang telah dibelinya. Johnny membiarkan Pamela menghabiskan makanannya, sedangkan dia sibuk bermain dengan hpnya.
Melihat Pamela telah selesai makan, Johnny mengajaknya untuk berbicara “Mama papa kamu ga masalah kan ga bareng kita?” cemasnya.
“Gapapa kok, aku tadi udah ngomong juga kalo kita ga langsung pulang. Jadi ya harusnya ga masalah sih. Udah yuk turun.”
Acara opening bakery tersebut berjalan dengan sangat lancar. Pamela sibuk mondar-mandir menghampiri teman, kerabat, dan orang-orang yang datang ke acara ini.
Johnny yang hanya berdiri sendiri akhirnya menghampiri kedua orang tua dari Pamela. “Om, tan.” sapanya.
“Halo, John. Gimana ntar malam jadi kan? Tante seneng loh akhirnya Pamela mau pacaran. Dia itu dari dulu ga pernah pacaran. Beda banget sama Gala yang selalu gonta-ganti cewe.” Mama Pamela ini tipe-tipe ibu heboh di antara geng arisan.
Johnny ingin mengatakan bahwa Pamela pernah berpacaran, tetapi hal itu diurungkannya. Dia ingat Pamela mengatakan bahwa dia dan Danu backstreet, sampai putus pun tidak banyak yang tahu.
“Iya tante doain lancar yaa.” katanya sambil tersenyum hangat.
“Kerjaan kamu lancar John?” pertanyaan tersebut keluar dari mulut Ayahnya Pamela.
“Puji Tuhan lancar-lancar aja om. Kemarin sempat hectic banget tapi udah lumayan santai sekarang.”
Ayahnya Pamela yang mendengar jawaban memuaskan tersebut hanya dapat menganggukkan kepalanya.
“Ya semoga lancar ya nanti malam.”
“Terima kasih, Om.” Jelas Johnny tersenyum dengan sangat bahagia. Pasalnya dia telah memegang restu dari kedua orang tua Pamela. Johnny berniat untuk mengungkapkan perasaannya dan juga mengajak Pamela berkencan secara resmi.
Terlihat dari jauh Pamela sedang berjalan mendekat ke arah mereka bertiga. “Halo, ngapain disini aja? Ada Ka Janu loh tadi bareng Nisa sama Ka Danu.” tanya perempuan itu ke Johnny, kemudian beralih melihat orang tuanya, “Mama, papa mau pulang jam berapa?” lanjut perempuan itu bertanya.
Johnny tersenyum ke arah Pamela dan melihat ke arah orang tua Pamela memberikan isyarat agar mereka dapat menjawab pertanyaan Pamela terlebih dahulu.
“Mama dan papa paling ga lama lagi pulang. Kamu sama Johnny mau pergi kan abis ini?”
“Iya, Ma. Yaudah nanti hati-hati ya. Mau dianterin ga?” tanya Pamela sekali lagi.
“Ga usahlah. Udah gampang kok.” ujar Mamanya.
“Okey deh hehe.” sahut Pamela dan beralih ke Johnny “Ka Jo?”
“Iya biarin aja nanti aku temuin. Kamu udah ketemu sama semua undangan?” jawab Johnny.
“Iya udah kok.” jawab Pamela kemudian dia melanjutkan, “tunggu selesai ya baru kita pergi.” Johnny hanya tersenyum manis.
Alasan Johnny lebih banyak tersenyum dan diam di dekat Pamela adalah untuk menutupi kegugupannya. 30 menit kemudian teman, kenalan dan kerabat dari Pamela mulai pulang satu persatu. Hari ini Pamela banyak mendapatkan pujian dan ucapan selamat sehingga senyum tidak pernah luntur dari wajahnya.
“Ka Jo, udah nih. Udah mau tutup juga udah abis semuanya. Sumpah aku seneng banget. Bener-bener sesukses itu. Aku ga nyangka.”
“Aku sih udah nyangka. I mean your effort is really amazing. So I can expect it.”
“Thank you. I can feel all the loved from people here. Terharu banget.”
“How about my love?” tanya Johnny jail.
“Yes, especially the love from you.“
Mereka sampai ke tempat mobil Johnny di parkir dan segera masuk untuk berpindah tempat.
“Btw, kita mau kemana sih sebenarnya?”
“You will know soon.”
Sekitar 20 menit berlalu dan mereka sampai ke sebuah restoran yang cukup mewah dan memiliki pemandangan yang indah.
“Mau dinner ya?” tanya Pamela
“Ehem.”
“Yaudah yuk masuk.”
Mereka berdua berjalan berdampingan ke dalam restoran tersebut. “Reservasi atas nama Johnny, Mba.”
“Baik silahkan langsung ke meja di pojok ya.” balas resepsionis tersebut.
Setelah sampai ke kursi yang telah direservasi. Mereka memesan makanan seperti biasa. Pamela tidak memiliki pikiran lain karena Johnny pun sudah beberapa kali mengajaknya makan di restoran mahal seperti ini.
“Aku baru tau loh restoran ini. Lucu banget.” kata Pamela sambil memerhatikan sekitar.
“Pamela.” Johnny tidak membalas perkataan dari Pamela tadi, tetapi memulai percakapan dengan serius.
“Ha kenapa ka? Kok tiba-tiba tegang gitu sih?” balas Pamela sambil tertawa
“Aku mau bicara dulu boleh ga?”
Pamela hanya memberikan respon sebuah anggukan kepada Johnny.
“Pam, kamu pasti nunggu lama ya? Maaf banget aku nyuruh kamu nunggu lama. Aku pengen minta restu ke orang tua kamu dulu sebelum bener-bener ngajakin kamu pacaran. Karena aku ga mau yang pacaran-pacaran aja, aku bener-bener serius sama kamu. Kemarin waktu ke rumah kamu, aku sekalian minta izin. Aku bilang mau ngajakin kamu pacaran dan mereka pikir kita itu udah pacaran.” katanya sedikit tertawa berusaha mencairkan suasana.
“Jadi, sekarang di hari bahagia ini aku mau buat kamu lebih bahagia. Ini juga bakal jadi janjiku. Di saat kamu bahagia aku bakalan buat kamu lebih bahagia lagi, tapi di saat kamu sedih aku akan berusaha buat kamu bisa bahagia. Kamu mau bantu aku buat bisa nepatin janji itu ga? Kamu mau bantu aku biar bisa buat kamu bahagia ga? Kamu terima ga kalau aku yang mungkin masih banyak kekurangan ini jadi pacar kamu?”
Pamela yang mendengar semua penuturan dari Johnny hanya dapat terdiam dengan mata berkaca.
“Kamu tau ga pam, aku selalu dihantui rasa takut. Rasa takut kamu ga mau nungguin aku, tapi aku selalu percaya kalau kamu bakalan nunggu aku. Rasa percaya yang aku dan kamu berikan ini yang buat aku yakin sama kita.”
Johnny masih terus melanjutkan perkataannya, “Aku selalu suka setiap ngeliat kamu bisa tersenyum karena hal-hal yang kamu usahakan. Aku selalu suka tiap ada di dekat kamu dan aku rasa itu cukup.” Johnny menarik napasnya panjang dan berkata secara pelan tapi pasti “Jadi aku mau tau keputusan kamu gimana?”
Bulir air mata jatuh dari pelupuk mata Pamela dan perempuan itu menggigit bibir bawahnya agar tidak terisak. Kemudian dia hanya dapat menganggukan kepalanya pelan pertanda bahwa iya menerima semua itu. Bahwa iya menerima Johnny sebagai kekasihnya.
Keduanya tersenyum bahagia merasa kebebasan dari dalam rongga dada mereka.
They fall in love quickly, but they sure it will be last forever. It only took 2 months for them to finally be official.