Sabtu Bahagia
Yordan dan Grizella saat ini tengah berada di dalam mobil. Siang tadi Yordan menjemput perempuan itu dan dibawanya keliling, mengitari kota. Tak lupa Yordan mengajak Grizella untuk makan siang.
Keduanya menghabiskan waktu di jalanan, menikmati keadaan tersebut. Yordan sempat berpikir bahwa mereka akan canggung karena emoticon yang dikirimnya semalam, tetapi ternyata dia salah besar. Mereka sudah terlalu nyaman satu sama lain, hingga tidak ada rasa canggung.
Waktu telah menunjukkan pukul 6 sore, terlihat juga dari matahari yang telah hilang sejak tadi.
“Sekarang mau kemana?” tanya Grizella.
“Mau ke studio gue aja gak?” ajak Yordan.
“Boleh, tapi gue mau pizza, Dan.” Yordan terkekeh mendengar itu, ini pertama kalinya Grizella yang pertama kali mengajukan bahwa dia ingin makanan tanpa Yordan bertanya.
“Kok ketawa sih?” heran Grizella.
“Gak. Lo lucu aja.” Grizella tersipu.
“Lucu apaan sih?” katanya malu.
“Ini pertama kalinya lo minta gue buat beliin sesuatu tau. Jadi gue rasa lucu aja,” ungkap Yordan.
“Dih, ga mau lagi deh kalo gitu.” Grizella berpura-pura seperti merajuk yang dibalas Yordan dengan tertawa.
Keduanya sampai di studio milik Yordan. Sebelumnya, Grizella belum sempat menjelajahi satu studio itu. Sehingga kali ini dia memilih untuk meneliti semua barang-barang di ruangan kecil itu.
“Griz, ada yang mau gue sampein,” ucap Yordan.
Grizella menelan salivanya. “Boleh gue dulu ga, Dan?” tanyanya.
Yordan menganggukan kepalanya.
“Gue ga yakin lo bakalan ngeliat gue sama seperti dulu atau ga. Tapi, gue harus cerita ini. Gue harap lo mau dengerin ya.” Yordan kembali menganggukan kepalanya.
Grizella menarik napasnya panjang mulai bercerita. “Orang tua gue itu bukan orang tua yang baik, Dan. Dari umur gue 4 tahun gue udah sering ngeliat bentuk pengkhianatan dalam hubungan. Mereka masih sama-sama. Statusnya masih suami-istri, tapi punya pasangan masing-masing. Lo inget waktu gue bilang ada orang tua gue di rumah itu dan gue minta lo jemput gue?”
Tentu saja Yordan ingat, jadi dia menganggukan kepalanya.
“Gue mau minta maaf lagi ya waktu itu kayanya gue kasar banget. Tapi, gue beneran lagi kalang kabut banget. Orang tua gue datang dengan pasangannya masing-masing. Setelah 4 tahun mereka ninggalin rumah, mereka selalu balik setahun sekali. Tapi, selalu bawa pasangannya masing-masing.” Grizella sedikit menarik napasnya.
“Kak Lio juga pernah bilang kalau pasangan mereka selalu gonta-ganti.” Perempuan itu menghembuskan napasnya dan terkekeh. “Kacau banget kan? Ga kaya keluarga lo, Dan.”
Yordan refleks menggelengkan kepalanya, “ga-“ Grizella langsung memotong kata-kata Yordan.
“Please, dengerin gue dulu ya, Dan,” mohonnya.
“Ok.”
“Kemarin gue ketemu mereka, gue mau sembuhin diri gue dulu. Sebelum gue yakin buat buka hati dan mulai hubungan lagi. Tapi, ga berjalan baik, Dan.”
Jantung Yordan langsung berdegup kencang. Pikiran-pikiran buruk langsung menghampirinya. Dia tidak yakin bahwa hari ini akan berhasil.
“Tapi,” lanjut Grizella.
Yordan langsung mengembalikan fokusnya. Kembali mendengar tutur kata Grizella.
“Gue sedikit lega. Gue juga sadar bahwa semua itu karena orang tua gue yang egois. Sepertinya gue udah siap, Dan.” Kalimat terakhir dari Grizella sedikit ambigu di telinga Yordan.
“Siap?”
“Iya. Gue siap buat mulai hubungan sama lo,” ucap Grizella yakin.
“Wait, lo nembak gue?”
“Eh, bukannya lo yang nembak gue di chat lalu ya?”
“HA? Kapan?” tanga Yordan panik.
“Lo nanya gue udah yakin belum sama lo. Iya, kan?” tanya Grizella.
“Belum, Griz. Gue malah mau nembak lo hari ini. Tunggu. Kok jadi gini sih.” Yordan sedikit kalang kabut dan panik. Grizella langsung tertawa keras.
“Griz, jangan ketawa dong. Duh, tunggu gue harus ngasih tanggapan dulu.” Kata Yordan makin panik. Sedangkan, tawa Grizella makin kencang.
“Hahahaha, iya iyaaa,” katanya berusaha berhenti tertawa.
“Griz, buat gue lo hebat, kuat, dan berani. Gue yakin butuh waktu lama buat lo niatin semua ini. Dari ngomong ke orang tua lo. Mencoba buka hati buat gue. Pasti ga mudah ya?” kata Yordan mengambil tangan Grizella dan mengelusnya.
“Jangan merasa bahwa lo ga cukup baik, cuma karena keluarga lo seperti itu. Yang penting buat gue itu cuma lo. Bukan keluarga lo.”
Grizella terdiam kaget dengan respon itu. Pikirnya Yordan akan merasa tidak nyaman dengan keluarganya yang seperti itu.
“Pokonya percaya gue ya, Griz?”
“Iya, Dan.”
“Sekarang giliran gue ga sih? Lo udah siap belum?” tanya Yordan.
Sebenarnya sejak tadi tangannya dipegang oleh Yordan jantung Grizella sudah berdetak tidak karuan. Tetapi, perempuan itu menganggukan kepalanya mantap.
“Kita nonton dulu ya?” ajak Yordan.
“Kok nonton sih?” Grizella heran.
“Udah nonton aja ya.”
Yordan memutarkan salah satu film—mungkin bisa lebih cocok dikatakan video singkat—yang dibuatnya. Film berdurasi 2 menit itu diberi judul ‘10 Things I love About You’.
Sepanjang menonton video tersebut Grizella menahan air matanya. Dia terharu dan kagum. Ternyata ada seseorang yang bisa mencintai dia sedalam itu.
Grizella sedikit tertawa dengan tulisan penutupan dari Yordan di video tersebut. Yordan ikut tersenyum.
“Griz, gue beneran serius sama lo dan semua yang gue omongin di film itu benar-benar serius. Gue ga maksa lo buat jawab sesuai yang gue mau. Tapi, kayanya gue udah tahu jawabannya,” kata Yordan sedikit menggoda Grizella.
“Jadi gue jawab ga nih?” kata Grizella ikut menggoda, tak mau kalah.
“Hahahahaha, jawab dong.”
“Eh, kayanya tadi lo pake ‘aku’ deh. Kok tiba-tiba gue lo lagi,” goda Grizella.
Yordan panik, “eh itu,” katanya.
“Hahahahaha, iya aku mau, Dan,” kata Grizella.
Mendengar jawaban Grizella membuat jantung Yordan seperti jatuh ke kaki. “God, thank you so much, Griz.” Tanpa disadarinya air matanya menetes.
“Kok kamu nangis sih, Dan?”
“Griz, jangan gitu gue malu.”
“Oh masih mau gue lo nih?”
“Eh ga, maksud gue, eh maksud aku,” kata Yordan panik.
Grizella langsung memeluk pacarnya tersebut. Iya, pacarnya. Keduanya sekarang telah resmi berpacaran.
“Aku sayang kamu, Griz.”
“Aku juga sayang kamu, Dan.”
Hari ini resmi menjadi hari bahagia mereka berdua. Kesampingkan seluruh masalah yang ada. Sabtu ini cukup untuk mereka berdua. Hari sabtu bahagia untuk Yordan dan Grizella.