“Sekarang udah jodoh ya?”

“Ayo jalan, Ka Jo.” Ajak perempuan yang sedang menenteng cardigan berwarna putih tersebut.

“Loh jadinya pake hoodie, tapi kok tetep bawa cardigan?” tanya Johnny heran.

“Soalnya kan bakalan sampai pagi, gue mau foto di sunrisenya cakep gitu pake bikini hehe.” Jawabnya terkesan malu-malu.

“Ah gitu, yaudah yuk jalan.” Johnny mengajak Pamela untuk segera pergi.

Tempat yang mereka datangi adalah sebuah cafe yang langsung berhadapan dengan pantai. Keduanya memutuskan untuk duduk dan memesan minuman sambil bertukar cerita.

We can talk about everything.” Johnny memulai pembicaraan. “Mungkin lo masih belum bisa terbuka ke gue, it’s ok. Gue aja deh yang mulai dan gue bakalan straightforward ya.” lanjutnya.

Pamela meneguk salivanya. Cukup kaget dan grogi dengan pernyaataan sadar Johnny.

“Ka Jo,” Pamela mengecilkan suaranya. “Lo belum mabok kan? Kita baru aja pesan minuman, belom sampe lo udah mabok kan ga lucu.” Pamela berusaha untuk tertawa.

“Hahahaha, ga kok. Gue emang gini Pam. Sorry kalau lo gak nyaman.” Johnny merasa Pamela sangat lucu saat ini.

“Ihh, ga kok. Kaget aja,” katanya terkekeh. “Ga asik ah kalo langsung cerita, ga ada tantangannya. Gimana kalo kita main games gitu. Tapi apa ya ada saran ga?”

“Iya juga. Apa ya?”

“Oh gimana kita main truth or drink? Tapi tungguin minumannya datang ya.”

“Boleh.”

Setelah 10 menit menunggu minuman pesanan mereka datang. Mereka kembali memesan beberapa cemilan termasuk minuman tambahan, takutnya mereka hanya akan menghabiskan waktu di sini tanpa pergi ke tempat lain untuk menunggu matahari terbit.

Putaran pertama Pamela yang menang, maka dia mengajukan satu pertanyaan kepada Johnny atau Johnny harus meneguk satu kali minumannya. Johnny memilih untuk menjawab pertanyaan.

“Lo kerjanya apa?” tanya Pamela

“Gue pikir lo udah tau? Emang tadi siang kita tuh masih kurang cerita tentang diri sendiri ya. Malah ceritain si bocah Kanista.” Johnny ketawa karena merasa bodoh

“Ya gimana tadi itu kan kita baru kenal banget. Mutual friend kita juga Kanista, eh sepupu lo sih. Tapi, ada tau kita bahas tentang diri sendiri kaya buku, film, dan lainnya. Gue aja yang lupa banget nanyain pekerjaan lo. Gue yang salah.” Di akhir Pamela berpura-pura menunjukkan wajah sedihnya. Johnny makin gemas dan ingin sekali rasanya mencubit pipi Pamela.

“Pam, sumpah lo gemes banget. Gue ga bohong. Ok gue jawab ya. Jadi gue kerja di Arshkan Advertising posisi gue COO di kantor itu.”

Pamela terdiam. Perempuan itu kaget mengetahui fakta bahwa ternyata bukan hanya sepupu saja, tetapi Johnny dan Danurdara juga bekerja di perusahaan yang sama. Kemudian dia teringat belum membalas pesan dari Danurdara sejak tadi.

“Pam?”

“Ah iya ka Jo, duh maaf gue tuh kadang ga merhatiin banget. Ternyata di situ ya kerjanya.” Suaranya menciut di akhir kalimat.

“Iya, lo tau?”

“Tau kok. Kak Danurdara kerja di sana juga kan?” Pamela tidak takut untuk mengangkat topik mengenai Danurdara.

“Bener banget. Lo kenal juga ya sama Danu, kok bisa gue ga kenal lo sebelumnya hahaha.”

“Belum jodoh kali kak.” Pamela menjawab dan kemudian mengambil minumannya.

“Loh sekarang udah jodoh ya?” Mendengar pertanyaan itu tentu saja membuat Pamela tersedak.

“Eh, ini tissuenya.” Johnny memberikan tissue tersebut.

“Lo ngomong yang bener dong kak. Hampir aja gue mati tersedak air ludah sendiri. Eh ada minumannya dikit sih.”

“Hahaha okey next aja ya.”

Mereka menghabiskan waktu untuk mengenal satu sama lain secara lebih lagi. Jujur saja Johnny tidak ingin menyia-nyiakan waktunya. Senin dia sudah harus pulang ke Jakarta lagi.

Johnny sangat menunjukkan ketertarikannga terhadap Pamela. Tetapi, sebelum bertanya beberapa hal dia selalu memastikan terlebih dahulu apakah pertanyaan tersebut boleh ditanyakan. Terutama jika dia merasa sudah sedikit masuk ke ranah pribadi Pamela.

Pamela tentu saja merasakan bahagia yang sangat. Sulit menemukan lelaki seperti Johnny Asmaralaya ini. Bahkan, pembicaraan mereka selalu bisa saling mengisi, rasa humor mereka pun sama. Pamela juga selalu balik bertanya pertanyaan-pertanyaan yang ada di benaknya.

Hingga waktu menunjukkan pukul 04.00 WITA.


Mereka memutuskan untuk berjalan ke arah pantai bersama. Bahkan, Pamela mengajak Johnny untuk menaiki perahu dan memotretnya di atas perahu tersebut.

Setelah tadi menghabiskan banyak waktu untuk berbicara mengenai satu sama lain. Mereka banyak diam dan berpikir. Keduanya merasakan ketertarikan antara satu sama lain semakin kuat. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Sehingga, mereka hanya dapat berharap untuk skenario terbaik.