Upset

Pamela dengan cepat berjalan ke luar dari rumahnya dan memasuki mobil untuk dikendarainya ke apartment milik Johnny. Sebelum sampai dia menyempatkan untuk mampir di salah satu supermarket membeli beberapa keperluan penting dan juga makanan-makanan ringan karena dia tahu bahwa apartment milik Johnny pasti tidak memiliki cemilan ataupun minuman berasa.

Pamela mengendarai mobilnya sekitar 15 menit. Kemudian mencari parkiran dan parkir di tempat yang kosong. Pamela mengambil semua belanjaannya tadi tanpa melupakan satu barang pun dan segera naik ke kamar milik Johnny.

Perempuan itu memencet bel menggunakan bahu kanannya karena kesusah untuk menggunakan kedua tangannya yang terisi penuh. Tidak lama kemudian seorang laki-laki yang kemarin dijemputnya di bandara membukakan pintu tersebut.

“Cepet juga lo, Pam.” Pamela sedikit kaget walaupun tidak menunjukkan wajah kagetnya itu. Ternyata Danu benar-benar bekerja sama dengannya untuk mengubah panggilan mereka. “Iya, Ka. Ka Jo mana?” tanya perempuan itu.

“Masih tidur, lo mau nginep?”

“Iya gue nginep aja deh. Dia masih ngambek kayanya sama gue. Lo udah sempet ngomong ka sama dia?” jawab Pamela.

“Sama sekali belum, dia tidur gitu gimana mau ngomong.” kata Danu sedikit berbohong, karena menurutnya mereka belum bicara secara benar.

“Yaudah deh, lo pulang aja hati-hati ya.” kata Pamela.

Danu tersenyum. “Thanks. Gue pulang.”

Setelah mengantar Danu ke depan pintu dan menutup pintu itu. Pamela mengatur barang-barang yang sempat dibeli dan juga dibawanya dari rumah. Perempuan dengan rambut hampir sepinggang tersebut mengikat cepol rambutnya dan memakai bandana untuk mencuci wajahnya. Saat keluar dari kamar mandi dia terkejut melihat Johnny yang sudah duduk di sofa miliknya. Dengan pelan dia mendekat dan meraba kening laki-laki tersebut.

“Ka Jo, panas banget loh.” Kata perempuan itu masih meletakkan punggung tangannya di kening milik Johnny.

“Kaya ngeliat lo kemarin, panas banget gue.” kata Johnny ketus.

“Ka, I already told you. Iya gue ngaku salah banget. Mau nyelesaiin masalah sekarang?” tanya Pamela.

I know, but I’m still upset.” **kata Johnny menutup matanya.

So what can I do?” Pamela sedikit frustasi.

I don’t know.”

“Ka Jo please. We have time, tapi percuma kalo lo ngediemin gue gini. We can’t communicate. Kan gue udah pernah bilang juga.” Pamela ikut menyandarkan tubuhnya ke sofa.

Perempuan itu melirik Johnny yang masih saja menutup matanya. Kemudian menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan gusar. Sedangkan, Johnny berusaha untuk terus menutup matanya seakan tidak peduli apa yang Pamela lakukan.

“Ka Jo, I was wrong. I know. Tapi, gue bener-bener ga tau bakalan sekacau ini. We’ve both been busy this past week. It’ll be strange if I brought up the topic about my ex. I wanna tell you about that. About Ilona, you can blame me for being to much.” Pamela melirik Johnny yang terlihat tidak terganggu sama sekali. Still close his eyes.

Pamela terus memberikan banyak penjelasan dari sudut pandangnya. Kemudian melanjutkan perkataannya, “Oh God, Ka Jo. Stop act like you don’t want to hear it.”

I’m listening, Pam.” jawab Johnny.

No, you’re not.” Pamela berdiri dengan cepat dan ingin meninggalkan sofa, menuju balkon untuk mencari angin. Mungkin itu dapat menyegarkan pikirannya. Tetapi, Johnny langsung menarik tangan perempuan itu.

He’s care. Dia dengar semua penjelasan Pamela and give a thought about that.

I’m sorry for being upset, but can you hug me?” Johnny being clingy.

Pamela sedikit menghela napas, setidaknya Johnny memberikan respon. “Of course. I don’t know that you’re a clingy person.”

You know. Stop saying shit.” kata Johnny yang membuat Pamela tergelak dan tertawa terbahak.

Kemudian mereka hanya diam dan mendengarkan napas satu sama lain masih dengan posisi duduk sambil berpelukan di atas sofa tersebut.

Johnny melihat Pamela yang menutup matanya. Kemudian mulai berkata, “It’s not just you, Pam. I actually can asked you, but we both the same. Kita sama-sama nunda, gue nunda buat nanya dan lo nunda buat jelasin.”

But, lo ngasih gue kepercayaan. And it feels like I break that trust.” kata Pamela memeluk Johnny lebih erat.

Nah, that’s my problem. Well, we always talk about how communications are important. But, we barely do it.” ucap Johnny.

Pamela sedikit bangkit dari pelukan itu dan menjawab, “We always communicate.” katanya sedikit tidak terima. Mungkin benar this past weeks they’ve been busy with work. But, they always called at night talks about how’s the day.

I know. But, we talk about trivial things, Pam. Not that trivial, but still. You know what I mean, don’t get me wrong.” kata Johnny sedikit berhati-hati takut Pamela salah menangkap maksud hatinya.

Pamela diam dan sedikit mengangguk. Balik mengeratkan pelukannya ke Johnny.

Kemudian mereka hanyut dalam pikiran masing-masing. Johnny sibuk membelai rambut Pamela. Sedangkan, perempuan itu membenamkan wajahnya di dada Johnny.

Can we sleep together?” kata-kata itu keluar dari mulut Johnny.

Sleep or sleep?” tanya Pamela sambil menaikkan tangan kanannya dan menggerakan kedua jari telunjuk dan tengahnya memberikan isyarat tanda petik.

Both?”

Depend.” usil Pamela.

Of what?” Johnny terlihat tertarik.

You tell me.” kata Pamela membuat Johnny sedikit frustasi.

“I don’t know, Pam.” katanya sambil menundukkan kepalanya dan jelas bibirnya menyentuh puncak kepala Pamela.

Btw, you know what I did today? I confront Teja and tell him to stop seeking you. And stop using Ilona as an excuse to meet you. I never hate someone so much like this. He got on my nerves.”

It’s ok. I can understand it and I'm still so sorry for not telling you.

Nope. Teja is the one to be blamed.”

“Hahahaha, btw I love that you don't get upset at Ilona. I mean she's just a child that happened to lose her mom.”

I know, feel sorry for her. But, we sleep now?”

Just sleep is ok.” Pamela keep teasing Johnny.

Mereka berdua pergi ke kamar tidur Johnny untuk tidur.